SAMPANG |http://BBGNews.id — Ketika keluhan masyarakat terus bergema dari segala penjuru Kecamatan Sampang Kota, satu pertanyaan mendasar mencuat di tengah kekecewaan publik: Apa sebenarnya peran dan fungsi Hublang PDAM jika suara pelanggan terus diabaikan dan persoalan distribusi air tak pernah tuntas?
Respons Hublang PDAM Sampang, Makruf, yang hanya menjawab singkat “Msh rapat bos” saat dimintai klarifikasi soal ledakan tagihan dan buruknya distribusi air, justru memperkuat kesan bahwa keluhan pelanggan bukan prioritas utama, hingga lebih dari 24 jam berselang, tak ada klarifikasi lanjutan. Apakah ini cerminan profesionalisme dari pejabat pelayanan pelanggan?
Jika benar jabatan Hublang (Hubungan Langganan) adalah untuk menangani, mendengar, dan menindaklanjuti semua keluhan warga, lalu mengapa hingga hari ini tidak ada tindakan nyata, tidak ada solusi, tidak ada permintaan maaf, bahkan tidak ada komunikasi terbuka?
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Warga tidak hanya kecewa—mereka frustrasi. Bertahun-tahun bersabar menghadapi air yang keruh, berbau, tak mengalir lancar, kini harus menanggung beban tagihan melonjak hingga 200%. Ironisnya, ketika pelanggan sedikit terlambat bayar, PDAM sigap mengenakan denda. Tapi ketika pelayanan buruk? Diam seribu bahasa.
PDAM Sampang tak bisa terus bersembunyi di balik alasan klasik. Hublang bukan simbol kekuasaan, tapi seharusnya menjadi ujung tombak pelayanan. Jika jabatan ini tidak digunakan untuk menjawab keluhan dan memperbaiki situasi, maka publik berhak mempertanyakan: untuk apa jabatan Hublang dipertahankan?
Kini masyarakat menunggu, bukan hanya jawaban, tetapi juga bukti nyata bahwa PDAM Sampang masih layak dipercaya sebagai penyedia layanan dasar. Jika tidak, maka desakan perombakan struktural bukan sekadar wacana, melainkan tuntutan yang sudah mendesak.